Pasar Slumpring Bumijawa: Simbol Pelestarian Kuliner Tradisional di Tengah Gemerlap Modernitas
Di tengah maraknya kuliner modern, Pasar Slumpring Bumijawa hadir sebagai oase yang mempertahankan keaslian cita rasa tradisional Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Terletak di Desa Wisata Cempaka, pasar ini tidak hanya menawarkan kuliner langka, tetapi juga pengalaman wisata yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan inovasi ekonomi kreatif.
Konsep Unik Pasar Slumpring: Dari Koin Bambu hingga Suasana Nostalgia
1. Sistem Pembayaran dengan “Irad” (Koin Bambu)
Salah satu daya tarik utama Pasar Slumpring adalah penggunaan alat tukar koin bambu bernama “irad”. Pengunjung wajib menukar uang tunai atau non-tunai di loket penukaran dengan nilai 1 irad = Rp2.500. Sistem ini tidak hanya menambah kesan tradisional, tetapi juga memudahkan transaksi dan mengontrol perputaran ekonomi di pasar.
2. Suasana Eksotis di Tengah Rimbun Bambu
Pasar ini dikelilingi rimbunan pohon bambu yang menciptakan atmosfer sejuk dan asri. Ditambah alunan musik bambu yang dimainkan oleh pemuda setempat, pengunjung seolah diajak bernostalgia ke masa lalu saat kehidupan desa masih sederhana dan kuliner modern belum mendominasi.
Kuliner Legendaris Tegal yang Hampir Punah
Pasar Slumpring menjadi surga bagi pencinta kuliner tradisional. Berikut hidangan langka yang wajib dicoba:
- Blendung: Kue tradisional dari tepung beras dengan rasa gurih-manis, biasanya dibungkus daun pisang.
- Awul-Awul: Olahan singkong kukus yang disajikan dengan parutan kelapa.
- Gethuk: Camilan dari singkong tumbuk, sering diberi topping gula merah atau kelapa.
- Rujak Teplak: Rujak khas Tegal dengan saus berbahan dasar gula aren dan kacang tanah.
- Nasi Ponggol: Nasi dengan lauk tempe/tahu bercita rasa pedas-manis.
Tak hanya lezat, kuliner-kuliner ini merupakan warisan budaya kuliner Tegal yang kini sulit ditemui di perkotaan.
Dampak Ekonomi dan Upaya Pelestarian Budaya
Menurut Abdul Khayi, Ketua Pokdarwis Desa Cempaka, Pasar Slumpring telah menjadi penggerak ekonomi desa sejak didirikan pada 2018. Dengan 70 pedagang lokal yang berpartisipasi, omzet per pedagang bisa mencapai Rp1,5 juta per hari. Secara keseluruhan, pendapatan desa dari tiket, parkir, dan toilet berkisar Rp38–70 juta per hari, tergantung musim kunjungan.
Keberadaan pasar ini juga menjadi benteng pelestarian kuliner tradisional, sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. “Ini adalah upaya agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka,” tegas Khayi.
Tips Berkunjung ke Pasar Slumpring
- Lokasi: Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
- Jam Operasional: Setiap Minggu, pukul 07.00–14.00 WIB.
- Aksesibilitas: Jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Tegal.
- Tips:
- Datang pagi hari untuk menghindari keramaian.
- Bawa uang tunai untuk penukaran irad.
- Jelajahi area sekitar untuk menikmati pemandangan persawahan dan perkebunan teh.
Mengapa Pasar Slumpring Layak Dikunjungi?
- Wisata Keluarga: Edukasi budaya untuk anak-anak sekaligus wisata kuliner.
- Foto Estetik: Spot instagenic di antara rimbun bambu dan stan kuliner tradisional.
- Dukung Ekonomi Lokal: Setiap pembelian langsung memberdayakan warga desa.
Menjaga Warisan, Menciptakan Masa Depan
Pasar Slumpring Bumijawa bukan sekadar destinasi wisata, melainkan simbol perlawanan terhadap tergerusnya budaya lokal. Dengan mengunjunginya, Anda turut serta dalam melestarikan kekayaan kuliner Jawa Tengah dan mendukung perekonomian berkelanjutan.